Prodi Pendidikan Musik Fkip Unila Bawakan 2 Karya di TMM ISI Padangpanjang
(Unila): Dalam rangka mewujudkan keberagaman dan kekayaan musik melayu nusantara, Program Seni Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Sumatera Barat, mengadakan Temu Musik Melayu (TMM) Nusantara bertajuk “Menghargai Keberagaman Dalam Mewujudkan Persatuan Bangsa”.
Program studi Pendidikan Musik Unila yang dipimpin oleh Hasyimkan, S.Sn., M.A., turut mendelegasikan perwakilannya untuk berpartisipasi pada acara yang diselenggarakan di Gedung Pertunjukan Hurijah Adam ISI Padangpanjang.
Panitia pada even yang digelar selama dua hari, Rabu hingga Kamis (17-18/10/2018) ini mengundang beberapa kelompok kesenian di wilayah Sumatera, khususnya yang memiliki kekuatan terhadap seni rumpun melayu.
Sejumlah performen turut disuguhkan antara lain pertunjukan Singapura (Nadi Siangpura LTD), Bengkulu (Nyokola Belungguk), Sumatera Utara (Gendang Kampung Perkusi), Lampung (Sang Bumi Lampung), dan perwakilan tiap tiap kabupaten/kota dari Sumatera Barat (Katumbak, Lubuak Nan Tigo, Gaung Marawa, Tonic Sarunai, Legusa, dll).
Prodi Pendidikan Musik Unila yang pada saat itu melakukan ekspansi Kebudayaan (Temu Musik Melayu) diwakili oleh Erizal Barnawi, M.Sn., selaku dosen ahli dan pegiat di bidang musik tradisional Lampung.
Selain itu perwakilan kelompok Sang Bumi Lampung melibatkan pemusik-pemusik berlatarbelakang dosen dan mahasiswa berjumlah tujuh orang. Yakni Prisma Tejapermana, S.Sn., M.Pd., (instrumen Gamolan dan Gitar Elektrik), Uswatul Hakim, M.Pd ., (Instrumen Akordion dan Rebana), Bian Pamungkas, M.Sn., (Instrumen Bass), Erizal Barnawi, M.Sn., (Instrumen Gambus, Gamolan, dan Rebana), Septian Dwi Putra (Perkusi), Tasya Ananda (Vocal, dan Piano), dan Diva Alycia Taracehan (Vocal dan Gamolan).
Pada kesempatan itu kelompok Sang Bumi Lampung membawakan dua karya berjudul “Anjak Bedana” dan “Gamolan Sakti”. Karya pertama Anjak Bedana teridiomkan dari Bedana Olok Gading yang diaransemen dan digunakan sebagai wadah pembuatan karya.
Pada isi materi Anjak Bedana terdapat beberapa bagian karya, yakni awalan yang disebut dengan takzim, tengahan yang disebut dengan isei beteng, dan akhiran yang disebut dengan uluw. Suasana irama Anjak Bedana yang jelas bernuansa melayu Lampung ini terinspirasi dari riangnya bujang-bujang dan gadis-gadis saat melakukan interaksi dalam bentuk gerakan maupun komunikasi.
Selanjutnya karya kedua Gamolan Sakti ciptaan Hasyimkan ini ditampilkan oleh kelompok Sang Bumi Lampung dengan aransemen berbeda dan dibawakan dalam bentuk suasana melayu.
Tujuan pementasan ini tidak hanya menjalin silaturahmi antarakademisi seni, melainkan mempresentasikan hasil karya musik tradisional Lampung sehingga budaya lokal setempat tetap terjaga, dilestarikan, dan dipertahankan melalui Prodi Pendidikan Musik Unila yang selalu gencar tidak hanya tingkat lokal, nasional, tapi juga internasional.[rilis]
- Published in PSPM